Struktur Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
Struktur Kurikulum dengan paradigma baru
Kurikulum Merdeka merupakan sebuah inovasi dalam bidang pendidikan di Indonesia. Dalam kurikulum ini, terdapat perubahan paradigma pembelajaran yang bertujuan untuk menumbuhkan pembelajar sepanjang hayat yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Salah satu aspek penting dari Kurikulum Merdeka adalah struktur pembelajarannya yang baru.
Bagaimanakah pelaksanaan kurikulum merdeka pada setiap jenjang?
Apa saja perubahan utama pada struktur pembelajaran kurikulum merdeka?
Mari kita bahas struktur pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, perubahan utama yang terjadi pada setiap jenjang pendidikan, serta pentingnya pembelajaran dengan paradigma baru.
Pada setiap jenjang pendidikan, pembelajaran dengan paradigma baru dalam Kurikulum Merdeka dilaksanakan melalui tiga komponen utama, yaitu program intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan penguatan profil pelajar Pancasila. Program intrakurikuler mencakup muatan pelajaran dan muatan tambahan lainnya, seperti muatan lokal jika ada di satuan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan paradigma baru, kegiatan yang menarik, membangun rasa ingin tahu murid, dan terhubung dengan kehidupan sekitarnya sangat ditekankan. Murid didorong untuk mengamati, bertanya, mengumpulkan informasi, menalar kritis, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan temuannya. Dalam setiap tahapan tersebut, murid juga melakukan refleksi terhadap proses belajarnya. Pembelajaran ini dilakukan dalam suasana yang aman, nyaman, saling menghargai, dan disesuaikan dengan kebutuhan murid.
Salah satu aspek penting dalam struktur pembelajaran Kurikulum Merdeka adalah pengumpulan informasi dari lingkungan nyata. Murid diberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitar dalam proses pembelajaran. Contohnya, mereka dapat diajak ke halaman sekolah untuk mempelajari tentang tanah dalam pelajaran IPA, atau ke pasar untuk mengobservasi dan mewawancarai pedagang serta pembeli dalam pelajaran Ekonomi. Dengan demikian, murid dapat mengalami pembelajaran yang lebih bermakna dan terhubung dengan kehidupan sehari-hari.
Perubahan struktur pembelajaran
Perubahan utama pada struktur pembelajaran terjadi pada setiap jenjang pendidikan dalam Kurikulum Merdeka. Pada fase pondasi, yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), murid belajar melalui kegiatan bermain yang mencakup literasi, numerasi, agama, dan moral. Pendidikan PAUD mempersiapkan murid untuk jenjang pendidikan berikutnya, yaitu Sekolah Dasar (SD). Pada jenjang SD, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) digabung menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sosial (IPAS). Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa anak usia SD masih dalam tahap berpikir konkrit sederhana, holistik, dan komprehensif, sehingga penggabungan mata pelajaran tersebut lebih sesuai dengan karakteristik mereka.
Pada jenjang SMP, mata pelajaran Informatika menjadi mata pelajaran wajib. Hal ini mengingat pentingnya literasi digital dan penguasaan teknologi informasi di era digital saat ini. Pada jenjang SMA, murid lebih dipersiapkan sesuai dengan minat yang akan menunjang pilihan pendidikan pada jenjang berikutnya. Pembelajaran dibagi menjadi mata pelajaran umum dan program peminatan. Program peminatan dimulai di kelas 11, di mana murid diberikan kebebasan untuk memilih beberapa mata pelajaran pilihan sesuai minat, bakat, dan aspirasi mereka. Meskipun pelajaran tersebut lintas jurusan, program peminatan memberikan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan minat dan keterampilan spesifik.
Sedangkan untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sekolah dapat mengambil kelompok mata pelajaran vokasi dan prakarya yang berkolaborasi dengan masyarakat industri sekitar. Hal ini bertujuan untuk menyelaraskan pembelajaran dengan kebutuhan dunia kerja dan industri di lingkungan sekitarnya. Kurikulum Merdeka juga memberikan perhatian khusus terhadap Sekolah Luar Biasa (SLB). Dalam SLB, penggunaan capaian pembelajaran disesuaikan dengan hasil analisis usia mental murid, karena usia kronologis yang sama tidak selalu berarti usia mental yang sama. Pembelajaran ekstrakurikuler tetap diadakan dalam Kurikulum Merdeka dan dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan sesuai dengan kapasitas dan karakteristik murid.
Pembelajaran Proyek dalam Kurikulum Merdeka
Selain itu, Kurikulum Merdeka juga menghadirkan pembelajaran proyek yang bertujuan untuk penguatan profil pelajar Pancasila. Melalui tema-tema yang telah ditetapkan, seperti gaya hidup berkelanjutan, kearifan lokal, Bhinneka Tunggal Ika, dan lain sebagainya, murid diajak untuk mengaplikasikan ilmu lintas disiplin dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta pemecahan masalah. Pembelajaran proyek ini memberikan kesempatan kepada murid untuk mengasah keterampilan mereka dan meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila.
Dalam implementasinya, penting untuk melakukan asesmen atau evaluasi terhadap proses pembelajaran. Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar murid. Guru memiliki kewenangan dalam merancang, menentukan teknik, dan waktu pelaksanaan asesmen sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Hasil asesmen tersebut memberikan umpan balik kepada guru, murid, dan orang tua untuk menentukan strategi pembelajaran selanjutnya dan meningkatkan mutu pembelajaran.
Pada pelaksanaan Kurikulum Merdeka, satuan pendidikan juga memiliki kebebasan untuk menentukan alokasi waktu pembelajaran. Terdapat tiga alternatif model pembelajaran yang dapat diadaptasi, yaitu model reguler, blok, dan model kolaborasi. Model reguler adalah model pembelajaran yang paling umum, di mana mata pelajaran diajarkan secara terpisah dengan alokasi waktu yang tetap. Model blok adalah model pembelajaran di mana beberapa mata pelajaran dapat digabungkan menjadi satu blok pembelajaran dalam periode waktu tertentu. Sedangkan model kolaborasi adalah model pembelajaran di mana beberapa mata pelajaran saling terintegrasi dan diajarkan dalam kerangka proyek tertentu.
Dalam keseluruhan struktur pembelajaran Kurikulum Merdeka, terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh. Pertama, murid lebih terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan menghadirkan pembelajaran yang menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari, motivasi belajar murid dapat meningkat. Kedua, pembelajaran dengan paradigma baru juga dapat mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi. Ketiga, Kurikulum Merdeka mempersiapkan murid untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat dengan menumbuhkan rasa ingin tahu dan kemampuan belajar mandiri.
Kesimpulan
Struktur pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka mengusung paradigma baru yang memberikan penekanan pada pembelajaran yang menarik, terhubung dengan kehidupan sekitar, dan mengembangkan keterampilan abad ke-21. Perubahan utama terjadi pada setiap jenjang pendidikan dengan penggabungan mata pelajaran, peminatan, dan kolaborasi dengan masyarakat industri. Pembelajaran proyek dan asesmen yang dilakukan secara fleksibel juga menjadi bagian integral dari Kurikulum Merdeka. Dengan implementasi yang baik, Kurikulum Merdeka diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kualitas akademik yang baik, karakter yang kuat, dan mampu bersaing dalam dunia kerja.